Jurnalparlemen.com
Rabu, 20 Januari 2010
Senayan - Maraknya tayangan infotainment di televisi membuat geram sebagian anggota Komisi VIII DPR. Mereka meminta Dirjen Bimas Islam Departemen Agama membuat tayangan tandingan yang bernilai dakwah.
“Kalau bisa buat film atau tayangan iklan layanan masyarakat yang mengajarkan nilai-nilai akhlak kepada masyarakat. Misalnya, hormat kepada orang tua,” kata Yoyoh Yusroh dari Fraksi PKS, saat Rapat Dengar Pendapat Komisi VIII dengan Dirjen Bimas Islam di Gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (20/1).
Menanggapi hal itu, Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar mengatakan, sejak 2008 Depag sudah melakukan pendekatan kepada para pengelola dan pembuat infotainment Mereka diundang untuk membahas hal itu. “Hanya sayang, yang datang anak-anak buahnya yang tidak bisa mengambil keputusan,”kata Nasaruddin.
Sedangkan untuk iklan layanan masyarakat yang mendidik, Nasaruddin mengaku sudah pernah bertemu dengan salah seorang petinggi televisi dan membicarakannya. Petinggi yang tidak disebutkan identitasnya itu, kata Nasaruddin, mengaku merespons keinginan dirinya.
“Kalau pun iklannya tidak dalam waktu prime time, ya setelah sholat subuh juga tidak apa-apa,” katanya. Sebab, bila beriklan seperti biasa dengan waktu tayang prime time, Nasaruddin mengakui anggarannya tidak ada. “Untuk pasang iklan layanan masyarakat itu mahal karena hitungannya detik,” kata dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.(imf/zik)
Iman Firdaus - Jurnalparlemen.com
0 comments:
Post a Comment