Jurnalparlemen.com
12 Maret 2010
Senayan - Departemen Agama diminta lebih memperhatikan pembangunan sekolah-sekolah agama di daerah tertinggal. Dari hasil kunjungan kerja Komisi VIII ke Kalimantan Selatan (Kalsel) memperlihatkan minimnya jumlah sekolah agama di wilayah Barito Kuala.
"Di situ masih ada kecamatan yang belum ada sekolah agama. Di situ masih ada kecamatan yang belum ada sekolah agama, seperti Madrasah Tsanawiyah, baru ada Madrasah Ibtidayah," kata Wakil Ketua Komisi VIII Yoyoh Yusroh kepada Jurnalparlemen.com, di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (12/3).
Dia berharap, pendidikan yang berkualitas jangan hanya milik orang kota. Pendidikan berkualitas itu seharusnya dirasakan oleh masyarakat yang berada di pedalaman.
Yang lebih memprihatinkan lagi, lanjut Yoyoh, Barito Kuala memiliki Indek Prestasi Manusianya (IPM) sangat rendah, peringkat ke-12 dari 13 daerah di Provinsi Kalimantan. "Masih ada beberapa kecamatan yang belum bisa diakses via darat, masih melalui sungai, ini termasuk yang masih sulit ditingkatkan," ujarnya.
Yoyoh menyatakan, Barito Kuala memang telah ditetapkan oleh Kemeneg Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) sebagai daerah tertinggal. Kondisi infrastrukturnya berbeda dari daerah-daerah lain. Walaupun di sana sudah ada jembatan bagus yang diupayakan oleh bupati dengan biaya APBD, masih ada beberapa kecamatan yang belum bisa ditempuh lewat jalur darat.(yat/yat)
Nofellisa - Jurnalparlemen.com
0 comments:
Post a Comment